Depok – Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Fungsional, Tejo Harwanto, memimpin apel pagi dan pengibaran bendera di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum, Senin (7/7). Dalam amanatnya, ia mengajak seluruh jajaran untuk membangun pola pikir yang sehat dan progresif sebagai fondasi pengembangan kompetensi ASN di era transformasi digital dan disrupsi global.
Mengawali sambutan, Tejo mengajak peserta apel untuk bersyukur atas nikmat kesehatan, iman, dan waktu yang diberikan, sehingga dapat melaksanakan kegiatan apel dan upacara dengan khidmat.
Dalam kesempatan itu, Tejo Harwanto menyampaikan tiga dari tujuh mindset penting yang ia nilai sangat relevan diterapkan oleh seluruh ASN saat ini, yakni:
Growth Mindset Pola pikir untuk terus berkembang, yang sejak dini telah ditanamkan oleh lingkungan keluarga dan pendidikan. BPSDM, sebagai institusi yang bertanggung jawab atas pengembangan kompetensi, menyediakan beragam sarana pengembangan diri seperti pelatihan, MOOC, dan webinar. “ASN harus terus meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi manusia seutuhnya — yang seimbang antara iman, pola pikir, dan tindakan,” ujar Tejo.
Positive Mindset Pola pikir positif dalam menghadapi tantangan. Tejo mencontohkan bagaimana pandemi COVID-19 yang awalnya menjadi krisis justru menghasilkan berbagai inovasi, termasuk di bidang teknologi dan pembelajaran. “Apa yang tampak sebagai hambatan bisa menjadi peluang, asal kita memandangnya dengan cara yang benar,” katanya.
Action-Oriented Mindset Pola pikir berorientasi pada tindakan nyata. Tejo menekankan bahwa kesuksesan tidak diukur dari banyaknya rencana atau seminar, tetapi dari sejauh mana rencana itu dijalankan. “Perencanaan tanpa aksi adalah ilusi. Kita dinilai dari eksekusi, bukan wacana,” tegasnya.
Upacara yang diikuti oleh pimpinan tinggi pratama, Pejabat Manajerial dan Non Manajerial dan peserta pelatihan Analis Hukum Muda serta Training of Facilitators (ToF). Tejo juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terus mendukung transformasi pengetahuan dan peningkatan kompetensi sebagai bagian dari kontribusi terhadap pencapaian tujuan negara, yakni keadilan dan kesejahteraan.
