Depok — Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum, Gusti Ayu Putu Suwardani, secara resmi membuka Pelatihan Teknis Transformasi Digital Tahun Anggaran 2025 yang digelar di Guest House BPSDM Hukum, Senin (15/9/2025).
Dalam sambutannya, Gusti Ayu menekankan bahwa percepatan transformasi digital bukan sekadar penggunaan teknologi, melainkan perubahan pola pikir, budaya kerja, serta sistem yang lebih adaptif dan efisien. Menurutnya, tantangan di era digital harus dijawab dengan inovasi, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Pelatihan ini adalah investasi jangka panjang untuk memperkuat kapasitas kelembagaan Kementerian Hukum. Saya berharap seluruh peserta mengikuti dengan sungguh-sungguh, aktif berdiskusi, dan menjadi agen perubahan di unit kerjanya masing-masing,” ujar Gusti Ayu.
Ia menambahkan, pelatihan yang digelar sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya poin reformasi hukum, reformasi birokrasi, serta pengembangan SDM dan penguatan teknologi. Melalui transformasi digital, Kementerian Hukum diarahkan menjadi birokrasi modern berbasis digital yang berdaya saing dan mampu memberikan layanan publik terbaik.
Pelatihan ini diselenggarakan BPSDM Hukum berkolaborasi dengan Sekretariat Jenderal, khususnya Pusat Data dan Teknologi Informasi, dengan dukungan tenaga pengajar dari Institut Teknologi Bandung, staf khusus Menteri, serta penasehat kehormatan Menteri.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan (Pusbanglat Tekpim), Mutia Farida, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan diikuti oleh 40 peserta yang merupakan pejabat fungsional pranata komputer dari unit eselon I Kementerian Hukum serta Kantor Wilayah Kementerian Hukum DKI Jakarta dan Banten.
Pelatihan berlangsung dengan metode klasikal selama 40 jam pelajaran, mencakup ceramah, diskusi kelompok, hingga praktik pemanfaatan teknologi. Mutia menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan budaya kerja berbasis teknologi yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada pelayanan publik.
“Transformasi digital bukan sekadar soal gadget, melainkan cara kerja yang lebih inline dan cerdas. Kami berharap para peserta mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di unit kerja masing-masing,” ujar Mutia.