Depok – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan Institut Leimena kembali memperkuat komitmen kerja sama dalam upaya membangun peradaban Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua institusi menjalin sinergi untuk memperluas ruang-ruang dialog lintas budaya dan agama di masyarakat majemuk, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam membangun peradaban dunia yang menghormati harkat dan martabat manusia.
Kepala BPSDM Hukum, Gusti Ayu Putu Suwardani, menyatakan komitmennya dalam mendukung kerja sama yang dinilai sangat strategis ini. “Kami melihat kerja sama ini sebagai bentuk kontribusi konkret dalam memperkuat SDM hukum yang memiliki integritas, wawasan kebangsaan, dan sensitif terhadap isu keberagaman. Ini penting bukan hanya untuk pelayanan publik, tetapi juga untuk ketahanan sosial bangsa,” ujar Gusti Ayu di Ruangan Rapatnya, Rabu (18/06).
Ia menambahkan bahwa BPSDM Hukum akan terus berupaya memperkuat kerja sama lintas sektor dan institusi untuk mendorong transformasi nilai dalam pendidikan hukum dan kepemimpinan.
Dirktur Ekskutif Institut Leimena, Matius Ho mengatakan pertemuan koordinasi ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas keberhasilan program Pelatihan Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang telah digelar pada 17 hingga 19 Juni 2025. "Kegiatan pelatihan tersebut menjadi tonggak penting dalam membangun pemahaman bersama di kalangan aparatur hukum mengenai pentingnya toleransi, dialog, dan keberagaman sebagai fondasi pelayanan publik yang inklusif," jelas Matius.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, BPSDM Hukum dan Institut Leimena menyepakati dua agenda utama kerja sama yang akan dikembangkan lebih lanjut. Pertama, permohonan keterlibatan narasumber dari Kementerian Hukum dalam sebuah seminar internasional yang direncanakan akan digelar pada bulan November mendatang. Seminar tersebut akan menjadi wadah strategis untuk menampilkan perspektif Indonesia dalam pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila dan toleransi antarumat beragama di tingkat global.
Kedua, rencana penambahan muatan nilai toleransi dalam program Literasi Keagamaan Lintas Budaya ke dalam kurikulum pendidikan di Politeknik Pengayoman Indonesia (PPI). Penambahan ini diharapkan tidak hanya memperkaya wawasan kebangsaan para taruna-taruni PPI, tetapi juga menanamkan nilai-nilai dialog dan penghormatan terhadap perbedaan sebagai bagian dari karakter ASN masa depan.
Adapun rencana integrasi muatan toleransi ke dalam kurikulum PPI akan dikaji secara menyeluruh dan akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Menteri Hukum dan Wakil Menteri Hukum untuk mendapatkan arahan dan persetujuan lebih lanjut. Pendekatan kolaboratif yang dilakukan BPSDM Hukum ini sejalan dengan visi membentuk aparatur hukum yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dalam masyarakat yang beragam.
Melalui kemitraan dengan Institut Leimena, BPSDM Hukum terus menunjukkan langkah progresif dalam mendukung cita-cita besar Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebhinekaan, dan demokrasi yang berkeadaban.