Gusti Ayu Tegaskan Implementasi SPPA: Penanganan Anak Harus Manusiawi, Bukan Menghukum!

BERITA BPSDM

WhatsApp Image 2025 08 07 at 14.49.59 5

Jakarta – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum, Gusti Ayu Putu Suwardani, menegaskan pentingnya sinergi dan kesamaan persepsi antar aparat penegak hukum dalam menangani Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pelatihan Terpadu Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) di Amos Cozy Hotel & Convention Hall Jakarta, Kamis (7/8).

“Kompleksitas persoalan ABH membutuhkan pemahaman dan koordinasi yang utuh dari seluruh aparat penegak hukum. SPPA hadir sebagai upaya membangun sinergi lintas sektor demi perlindungan anak yang optimal,” ujar Gusti Ayu saat menjadi narasumber pada Pelatihan SPPA.

Secara rinci dirinya menjelaskan bahwa SPPA bertujuan menyamakan persepsi dalam penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), meningkatkan pengetahuan tentang hak anak, keadilan restoratif, dan diversi, serta memperkuat kompetensi teknis aparat dan pihak terkait.

WhatsApp Image 2025 08 07 at 14.49.59 2

“Melalui pelatihan ini pula, diharapkan terpenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang memahami dan mengimplementasikan SPPA secara efektif,” tegasnya.

Pelatihan Terpadu SPPA yang telah berlangsung sejak 2013 merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 dan Perpres Nomor 175 Tahun 2014. Program ini telah melatih lebih dari 21 ribu aparat dari Kementerian Hukum, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, Kepolisian, advokat, serta instansi sosial.

WhatsApp Image 2025 08 07 at 14.49.59 1

Ia juga menyampaikan hasil evaluasi pasca pelatihan menunjukkan bahwa SPPA berkontribusi dalam peningkatan kompetensi, penerapan keadilan restoratif, dan pelaksanaan diversi secara lebih luas. Pelatihan ini juga memperkuat jejaring kerja antar instansi serta meningkatkan kesadaran publik terhadap hak-hak anak.

WhatsApp Image 2025 08 07 at 14.46.11 4

Gusti Ayu berharap semangat kolaboratif ini dapat terus ditumbuhkan demi mewujudkan sistem peradilan pidana anak yang lebih adil, humanis, dan berpihak pada masa depan anak bangsa.

Dirinya optimistis melalui jejaring yang terbangun dalam pelatihan ini, semangat sinergi akan terus tumbuh demi menciptakan sistem peradilan anak yang lebih manusiawi.

“Selamat mengikuti pelatihan. Tunjukkan seluruh kemampuan dan kesungguhan Saudara agar hasil yang dicapai benar-benar berdampak bagi perlindungan anak dan masa depan bangsa,” pungkasnya.

 

Cetak